Harga Beras Premium Naik, Warga Beralih ke Beras Bulog
TANJUNGPINANG - Kenaikan harga beras premium yang terlalu tinggi membuat banyak warga beralih konsumsi ke beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Meskipun harga beras SPHP tetap mengalami kenaikan tetapi kenaikannya tidak terlalu signifikan. Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ini merupakan beras bulog kualitas medium.
Banyaknya warga yang berpindah mengkongsumsi beras premium menjadi SPHP disampaikan salah satu penjual beras Aan di Pasar Bintan Center, Minggu (10/8).
"Ini bisa dilihat dari peningkatan penjualan beras SPHP yang kami jual," ujar Aan.
Namun saat ditanya berapa peningkatan penjualannya, Aan mengakui tidak bisa menyebutkan secara mendetail. Pastinya sebut dia ada peningkatan signifikan dari hasil penjualan beras SPHP dari biasanya.
Untuk saat ini harga beras SPHP dijual paling tinggi dengan harga Rp57.500 per kilogram. Harga ini sudah mengalami kenaikan dari satu bulan sebelumnya yang hanya dikisaran harga Rp47 ribu per 5 kilogram.
Pedagang Nasi Terpaksa Ganti Premium jadi Beras Bulog
Sementara itu kenaikan harga beras premium juga berefek terhadap salah satu penjual nasi bungkus di Tanjungpinang, Imelda Hasibuan. Imelda terpaksa harus menggunakan beras SPHP untuk menekan harga nasi bungkus yang biasa dijualnya. Sebagai pengusaha kecil dan rumahan, kenaikan harga beras membuatnya semakin kebingunan untuk menentukan harga.
Apalagi sebagai pedagang rumahan keuntungannya dalam menjual nasi bungkus tidaklah terlalu besar.
“Kalau harga dinaikan, saya juga kasian dengan pelanggan. Tapi kalau tidak dinaikkan juga bagaimana. Makanya memilih pakai beras SPHP,” ujar Imel.
Dirinya berharap kepada pemerintah agar lebih memperhatikan terkait kestabilan harga, karena berdampak langsung kepada masyarakat, terutama kepada masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.
Selain pedagang, kenaikan harga beras ini juga turut dirasakan oleh masyarakat di Kota Tanjungpinang lainnya. Ditemui usai membeli beras di pasar Bintan Center Tanjungpinang, Fajar Riadi yang merupakan seorang kepala rumah tangga mengaku sangat merasakan dampak kenaikan harga beras ini, padahal pendapatannya tidak mengalami kenaikan.
“Pendapatan di Tanjungpinang segini-segini aja, tapi beras naik. Ini terasa buat saya sih cukup memberatkan,” ujar Fajar.
Menghadapi kenaikan harga beras yang terjadi, Fajar mengaku mulai mengganti jenis beras yang Ia gunakan. Menyesuaikan dengan kondisi perekonomian keluarganya saat ini.
“Saya memang beli yang 5 Kilo, dulu sekitar Rp64 ribu tapi sekarang sudah Rp74 ribu, jadi saya beralih ke harga yang Rp60 ribuan,” katanya.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Tanjungpinang, Hasan saat dikonfirmasi terkait kenaikan harga beras mengatakan, bahwa Pemerintah Kota Tanjungpinang akan berupaya untuk menjaga kestabilan harga. Salah satunya menjaga agar penjualan beras tidak melebihi dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan oleh bulog.
Selain itu menurut Hasan, masyarakat juga bisa beralih menggunakan beras kualitas medium jika dirasa saat ini beras kualitas premium harganya memberatkan.
“Ini kan pilihan masyarakat saja, tapi kita pastikan stok beras di gudang bulog itu aman,” katanya, mengakiri.
Penulis : Apriyani
Editor : Rinto Situmorang
Post a Comment